Mengutip Axios pada Senin (12/8), dikatakan bahwa Israel meyakini Iran akan melancarkan serangan langsung ke wilayah mereka dalam beberapa hari.
“Mungkin serangan dilakukan sebelum kesepakatan gencatan senjata-penyandera baru diadakan pada hari Kamis (15/8),” ungkap laporan tersebut.
Terjadi perpecahan di kalangan pemerintah Iran, terkait dengan respons kematian petinggi Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran akhir bulan lalu.
Presiden Masoud Pezeshkian ingin menghindari tanggapan yang keras, sementara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ingin melancarkan serangan yang lebih besar daripada yang dilakukannya pada 13-14 April di wilayah pendudukan Israel.
Karena perdebatan itu, semakin sulit memprediksi kapan pastinya serangan balasan itu akan dilancarkan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah berbicara pada hari Minggu (11/8) dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin dan mengatakan kepadanya bahwa Iran sedang bersiap untuk serangan skala besar terhadap Israel.
Pentagon kemudian mengonfirmasi adanya panggilan telepon tersebut, dengan menambahkan bahwa Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam rudal berpemandu USS Georgia ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan.
Austin juga memerintahkan kelompok penyerang Abraham Lincoln untuk mempercepat pengerahannya ke wilayah tersebut.
Meskipun ada pembicaraan tentang serangan besar yang mengancam, Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada Minggu malam (11/8) bahwa tidak ada perubahan pada pedoman darurat untuk warga sipil.
“Menyusul laporan terbaru mengenai rencana Iran, kami mengklarifikasi bahwa, pada tahap ini, tidak ada perubahan pada pedoman Komando Front Dalam Negeri,” kata Hagari di X.
Ketegangan yang meroket telah menyebabkan banyak maskapai penerbangan besar membatalkan atau menunda penerbangan mereka ke Israel dan negara-negara lain di kawasan tersebut.